Kolaborasi Psikolog Iklim UNS, Timor Leste, dan Prancis fokus siapkan tenaga ahli untuk hadapi dampak krisis iklim di kawasan ASEAN. Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memulai langkah besar dengan meluncurkan program kolaborasi internasional bersama Timor Leste dan Prancis. Proyek ini difokuskan pada peran psikolog dalam menghadapi krisis iklim yang makin nyata di kawasan Asia Tenggara. Melalui inisiatif bertajuk IMPACTS-SEA (Island and Mainland Mindset and Practices Anticipating Climate Change Threats in Southeast Asia), kerja sama ini mengintegrasikan aspek kesehatan mental, sosial, hingga budaya dalam strategi menghadapi ancaman perubahan iklim.

Kolaborasi Psikolog Iklim ini bukan sekadar penelitian akademis, tetapi juga menekankan pada aksi nyata. UNS bekerja sama dengan Institut National de la Santé et de la Recherche Médicale (INSERM) Prancis, Universidade Dili dari Timor Leste, serta organisasi masyarakat Food for the Hungry Indonesia. Sinergi ini diharapkan dapat mencetak tenaga psikolog yang mampu menghadapi dampak lingkungan, sekaligus memperkuat ketahanan masyarakat di tengah ancaman iklim.

Program Internasional untuk Perkuat Ketahanan Mental

Kolaborasi Psikolog Iklim diawali dengan serangkaian kegiatan akademik dan praktis. UNS bersama para mitra menggelar lokakarya lintas disiplin, simposium internasional, hingga kuliah tamu yang membahas peran kesehatan mental dalam krisis iklim. Lebih dari 120 peserta dari berbagai negara, termasuk Afghanistan dan Brasil, ikut berpartisipasi dalam simposium tersebut.

Kolaborasi Psikolog Iklim UNS, Timor Leste, dan Prancis fokus siapkan tenaga ahli untuk hadapi dampak krisis iklim di kawasan ASEAN. Topik yang dibahas beragam, mulai dari metodologi penelitian dampak iklim terhadap kesehatan mental, peran gender dalam menghadapi ancaman lingkungan, hingga pentingnya kompetensi budaya dalam memahami kondisi sosial masyarakat. Isu perempuan menjadi sorotan penting, mengingat kelompok ini seringkali lebih rentan namun sekaligus memiliki potensi dalam membangun strategi ketahanan.

Melalui program ini, UNS menekankan bahwa Kolaborasi Psikolog Iklim mampu menjadi model bagi negara-negara ASEAN. Krisis iklim bukan hanya menimbulkan kerugian fisik atau infrastruktur, tetapi juga masalah psikologis seperti stres, trauma, hingga kecemasan. Dengan menghadirkan pendekatan lintas negara, UNS berharap bisa membentuk ekosistem dukungan mental yang berkelanjutan.

Rencana Strategis dan Aksi Nyata ke Depan

Tidak berhenti pada forum akademik, Kolaborasi Psikolog Iklim juga disertai dengan rencana jangka panjang. UNS bersama Timor Leste berkomitmen membangun fakultas psikologi di Dili untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Selain itu, program double degree antarnegara serta Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional akan dijalankan guna memperkuat keterhubungan mahasiswa dan akademisi di ASEAN.

Tak hanya itu, proyek ini juga merambah isu sosial lain yang terkait langsung dengan krisis iklim, seperti penanganan stunting, HIV, pengelolaan sampah, dan perlindungan pengungsi. Dengan basis riset dan aksi komunitas, Kolaborasi Psikolog Iklim diharapkan memberi dampak nyata. Pemerintah daerah dan organisasi masyarakat akan dilibatkan secara aktif untuk memastikan keberlanjutan program.

Ukuran keberhasilan proyek ini pun disusun dengan jelas. Beberapa indikator mencakup penurunan tingkat stres komunitas terdampak bencana, peningkatan akses terhadap layanan psikolog, serta keberhasilan dalam memperkuat partisipasi perempuan dan kelompok rentan. Dalam konteks politik, inisiatif ini juga mendukung diplomasi budaya yang mempererat hubungan Indonesia, Timor Leste, dan Prancis.

Lebih luas, Kolaborasi Psikolog Iklim memiliki implikasi penting dalam diplomasi kawasan. ASEAN yang rentan terhadap dampak iklim memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif. Bukan hanya mengandalkan teknologi adaptasi, tetapi juga memperkuat mentalitas dan ketahanan sosial masyarakatnya.

Baca juga : Perlindungan Terhadap Wanita Prancis, Reformasi Baru

UNS melalui inisiatif ini ingin menegaskan bahwa psikologi adalah komponen vital dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya keterlibatan langsung dari Prancis, kerja sama ini juga memperluas jejaring internasional sekaligus membuka peluang pendanaan serta riset kolaboratif lintas benua.

Akhirnya, Kolaborasi Psikolog Iklim ini menjadi bukti nyata bagaimana pendidikan tinggi, penelitian, dan diplomasi dapat menyatu demi kepentingan masyarakat luas. Tantangan iklim yang kompleks menuntut solusi menyeluruh, dan psikologi hadir sebagai salah satu pilar penting dalam menjaga ketahanan mental dan sosial di tengah perubahan global.