
Kota Marseille, salah satu kota terbesar sekaligus gerbang utama Mediterania di Prancis, tengah menghadapi musibah kebakaran hutan yang terjadi lebih awal dari biasanya. Dalam beberapa hari terakhir, api melahap lahan kering di sekitar kota hingga mendekati permukiman dan infrastruktur vital. Ironisnya, di saat ancaman kebakaran hutan semakin nyata akibat perubahan iklim, pemerintah Prancis justru mengambil langkah kontroversial dengan melonggarkan sejumlah regulasi perlindungan lingkungan, sebuah kebijakan yang menuai kritik luas dari aktivis dan pemerhati lingkungan.
Kebakaran Hutan hebat yang melanda wilayah Marseille ini terjadi pada awal musim panas, jauh lebih cepat dibandingkan pola musim kebakaran yang biasanya memuncak pada bulan Agustus atau September. Gelombang panas ekstrem, suhu yang menembus 40 derajat Celsius, serta tiupan angin Mistral yang kencang memperburuk kondisi, membuat kobaran api sulit dikendalikan. Hingga kini, lebih dari 110 orang dilaporkan mengalami luka-luka, sebagian besar akibat menghirup asap tebal. Sekitar 303 warga dan petugas dilaporkan memerlukan perawatan medis, sementara ratusan lainnya terpaksa dievakuasi dari rumah mereka ke lokasi penampungan darurat.
Table of Contents
Dampak Serius Kebakaran Hutan Terhadap Infrastruktur dan Ekonomi Lokal
Bandara Marseille Provence sempat ditutup sementara karena jarak pandang yang terbatas akibat asap Kebakaran Hutan, menyebabkan puluhan penerbangan dibatalkan atau dialihkan ke kota lain. Jalur kereta cepat (TGV) dan beberapa ruas jalan tol utama yang menghubungkan Marseille dengan wilayah lain di Prancis juga mengalami gangguan. Kebakaran Hutan ini bahkan mendekati kawasan pelabuhan penting, menimbulkan kekhawatiran akan kerugian ekonomi yang lebih besar jika api terus meluas.
Pihak pemadam kebakaran, yang dibantu ribuan personel serta puluhan helikopter water bomber, bekerja siang malam untuk memadamkan api. Wali Kota Marseille sempat mengeluarkan perintah tinggal di dalam rumah (shelter in place) demi menghindari paparan asap berbahaya. Namun, perintah itu akhirnya dicabut setelah api dinyatakan mulai bisa dikendalikan, meskipun titik-titik bara masih terpantau di beberapa lokasi.
Selain kerusakan lingkungan, Kebakaran Hutan ini berdampak serius pada sektor pariwisata. Marseille, yang setiap musim panas dipadati turis, kini mencatat penurunan kunjungan secara drastis. Sejumlah hotel melaporkan pembatalan reservasi, sementara bisnis lokal di sektor restoran, transportasi, dan atraksi wisata terpaksa menghitung kerugian akibat berkurangnya aktivitas wisatawan.
Kontradiksi Kebijakan Lingkungan Prancis Setelah Kebakaran Hutan
Di tengah ancaman kebakaran yang kian intens akibat perubahan iklim, pemerintah Prancis justru mengumumkan kebijakan baru yang melonggarkan beberapa perlindungan lingkungan. Kebijakan ini termasuk pengurangan zona larangan aktivitas manusia di kawasan rawan kebakaran, serta pelonggaran aturan yang selama ini membatasi pembangunan di area vegetasi kering. Langkah ini diklaim pemerintah bertujuan mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi, serta memberi keleluasaan bagi pengembangan infrastruktur dan investasi.
Namun kebijakan tersebut menuai kritik keras dari berbagai pihak, termasuk kelompok lingkungan, ilmuwan, dan masyarakat sipil. Banyak yang menilai keputusan itu kontraproduktif, apalagi kebakaran Marseille menjadi bukti nyata bagaimana risiko kebakaran semakin tinggi akibat cuaca ekstrem dan kondisi vegetasi yang kering. Lembaga lingkungan Prancis, seperti France Nature Environnement (FNE), menegaskan bahwa kebijakan pelonggaran hanya akan membuka peluang pembangunan di area yang seharusnya dilindungi, meningkatkan risiko bencana ekologis di masa depan.
Pakar iklim juga mengingatkan bahwa pelonggaran proteksi justru melemahkan upaya mitigasi perubahan iklim. Data terbaru menunjukkan bahwa musim kebakaran di Prancis kini rata-rata terjadi lebih awal dan dengan intensitas lebih besar. Kebakaran seperti yang melanda Marseille berpotensi menjadi lebih sering jika lahan vegetasi tidak dikelola secara ketat, sementara kebijakan pembangunan justru semakin ekspansif.
Baca Juga : Kebakaran Besar Dekat Marseille Reda, Bandara Kembali Dibuka
Di sisi lain, pemerintah membela diri dengan menyebut kebijakan pelonggaran tersebut tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian. Mereka berjanji akan memberlakukan syarat ketat untuk setiap izin pembangunan di kawasan rawan kebakaran. Namun, banyak pihak skeptis, mengingat pengalaman sebelumnya menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan regulasi di lapangan.
Kesimpulannya, kebakaran hutan yang melanda Marseille bukan hanya mengancam keselamatan warga dan lingkungan, tetapi juga membuka perdebatan besar mengenai arah kebijakan lingkungan Prancis ke depan. Di satu sisi, negara ini harus bersiap menghadapi musim panas yang makin ekstrem. Di sisi lain, tekanan ekonomi mendorong pemerintah untuk membuka lebih banyak ruang bagi pembangunan, meski berisiko mengorbankan kelestarian lingkungan. Dunia kini menatap Prancis untuk melihat apakah kebijakan kompromi ini akan membawa stabilitas, atau justru memperburuk krisis lingkungan yang tengah dihadapi.