
Tour de France Wanita 2025 menyuguhkan drama mendebarkan dalam etape kedelapan yang berlangsung pada 2 Agustus. Pebalap asal Prancis, Pauline Ferrand‑Prévot, menunjukkan dominasinya lewat serangan solo mematikan di tanjakan ikonik Col de la Madeleine. Kemenangan ini tak hanya memberinya kemenangan etape, tetapi juga mengantarkannya ke puncak klasemen umum (GC) menjelang babak akhir perlombaan.
Laga yang berlangsung antara Chambéry dan Saint‑François‑Longchamp itu merupakan salah satu etape tersulit tahun ini, dengan profil tanjakan sepanjang 18,6 km dan gradien rata-rata 8,1%. Ferrand‑Prévot mengungguli rival-rival beratnya seperti Sarah Gigante dan Demi Vollering dengan selisih waktu signifikan, mengukuhkan statusnya sebagai kandidat kuat juara umum.
Table of Contents
Serangan di Col de la Madeleine Mengubah Peta Persaingan
Pauline Ferrand‑Prévot memimpin klasemen Tour de France Wanita 2025 usai menaklukkan etape tanjakan Col de la Madeleine dengan aksi solo mengesankan. Pada awal etape, rombongan utama masih bergerak dalam satu kelompok besar. Namun begitu memasuki tanjakan Col de la Madeleine, intensitas balapan meningkat tajam. Sarah Gigante dari tim AG Insurance–Soudal melakukan akselerasi tajam yang memecah rombongan. Ferrand‑Prévot dengan tenang mengikuti dan pada jarak sekitar 7 kilometer dari puncak, ia melancarkan serangan solo.
Aksinya membuahkan hasil gemilang. Ia tiba di garis finis dengan catatan waktu 2 menit 37 detik lebih cepat dari Sarah Gigante dan 3 menit 18 detik dari Demi Vollering. Kemenangan ini membuatnya naik ke posisi teratas klasemen, menggusur Vollering yang sebelumnya memimpin.
Tampil sebagai tuan rumah, Ferrand‑Prévot terlihat emosional di garis finis. Dalam wawancara pasca-balapan, ia menyatakan, “Ini adalah salah satu hari terberat dalam hidup saya, tapi dukungan penonton dan tim membuat saya tidak menyerah.”
Dominasi Lokal dan Strategi Tim Visma-Lease a Bike
Pauline Ferrand‑Prévot memimpin klasemen Tour de France Wanita 2025 usai menaklukkan etape tanjakan Col de la Madeleine dengan aksi solo mengesankan. Ferrand‑Prévot yang tergabung dalam tim Visma-Lease a Bike, memanfaatkan strategi tim dengan sempurna. Sejak awal etape, rekan setimnya Marion Bunel ikut dalam breakaway untuk mengatur tempo. Ketika Ferrand‑Prévot bergerak di tanjakan utama, Bunel mundur dan memberi dukungan terakhir sebelum tanjakan puncak.
Pauline Ferrand‑Prévot memimpin klasemen Tour de France Wanita 2025 usai menaklukkan etape tanjakan Col de la Madeleine dengan aksi solo mengesankan. Kemenangan ini juga mencatat sejarah baru bagi Tour de France Wanita, di mana seorang pebalap lokal berhasil memimpin klasemen pada etape paling menentukan. Ini mengulang sejarah terakhir kali Prancis merajai Tour pada 1989 lewat Jeannie Longo. Kini, harapan baru muncul lewat Ferrand‑Prévot untuk membawa kembali kejayaan sepeda wanita Prancis.
Tim medis juga menyampaikan bahwa kondisi fisik Ferrand‑Prévot sangat baik, meskipun beberapa pekan sebelumnya ia sempat mengalami cedera saat mengikuti Vuelta Femenina. Ketangguhannya menjadi sorotan banyak pihak, membuktikan bahwa mental dan fisik juara adalah kombinasi yang ia miliki.
Etape terakhir yang akan berlangsung dari Praz-sur-Arly menuju Châtel sepanjang 124 km diyakini tidak seberat etape delapan. Jika tidak ada insiden atau kejutan besar, Ferrand‑Prévot berpeluang besar menjadi juara umum Tour de France Wanita 2025. Ini akan menjadi kali pertama dalam sejarah modern Tour bahwa seorang pebalap wanita asal Prancis memenangkan kejuaraan sejak kompetisi ini dihidupkan kembali pada 2022.
Banyak pihak menyebut bahwa performa Ferrand‑Prévot dalam tur tahun ini tak hanya konsisten, tetapi juga mencerminkan transformasi pebalap multitalenta yang sukses di berbagai disiplin: dari MTB, cyclocross, hingga balap jalan.
Baca juga : Filippo Ganna Mundur dari Tour de France 2025 Usai Kecelakaan, Pukulan Berat Bagi Ineos
Komentator Eurosport menyebut, “Dia bukan hanya pebalap, dia adalah ikon nasional. Jika menang di Paris, dia akan dikenang seperti Bernard Hinault.”
Kemenangan Ferrand‑Prévot menambah euforia publik Prancis terhadap Tour de France Wanita, yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan popularitas signifikan. Ratusan ribu penonton hadir langsung di rute tanjakan untuk menyemangati para pebalap, dan jutaan lainnya menyaksikan lewat siaran langsung.
Dengan selisih waktu yang solid, peluang untuk membawa pulang jersey kuning sangat besar. Jika berhasil, Ferrand‑Prévot tidak hanya menorehkan sejarah pribadi, tetapi juga mengangkat nama balap sepeda wanita ke panggung global, khususnya bagi generasi muda perempuan Prancis yang kini memiliki panutan nyata.