Drone strikes on Russia warnai Hari Kemerdekaan Ukraina. Serangan targetkan pembangkit nuklir Kursk dan terminal minyak Ust-Luga, Rusia. Hari Kemerdekaan ke-34 Ukraina dirayakan dengan suasana berbeda pada tahun ini. Alih-alih sekadar parade dan pidato kenegaraan, momen itu diwarnai dengan aksi militer berupa drone strikes on Rusia yang dilancarkan secara masif. Kiev menegaskan bahwa langkah ini bukan provokasi, melainkan respons atas serangan yang terus dilakukan oleh Moskow.

Serangan tersebut menargetkan instalasi strategis, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk dan terminal bahan bakar Ust-Luga. Pihak berwenang Rusia mengonfirmasi terjadinya kebakaran besar, meski memastikan tidak ada kebocoran radiasi. Ukraina menyebut serangan itu sebagai pesan politik sekaligus strategi pertahanan untuk memperlihatkan ketahanan nasional.

Kehadiran drone strikes on Russia di momen bersejarah ini juga menegaskan bahwa konflik kedua negara tidak hanya menyangkut perbatasan, tetapi juga simbol kedaulatan. Presiden Volodymyr Zelensky menyampaikan pidato dengan nada tegas: “Kami merayakan kemerdekaan bukan hanya dengan bendera, tapi dengan perjuangan mempertahankan negeri.”

Dampak destruktif dari drone strikes

Efek dari drone strikes on Russia segera terasa. Di pembangkit nuklir Kursk, reaktor nomor 3 harus diturunkan kapasitasnya hingga 50 persen akibat kerusakan pada transformator. Meskipun sistem keamanan nuklir tetap stabil, kekhawatiran global terhadap risiko kebocoran meningkat. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengingatkan pentingnya menjaga keselamatan fasilitas energi di tengah konflik.

Di lokasi lain, terminal bahan bakar Ust-Luga mengalami kebakaran hebat setelah drone menghantam area tangki penyimpanan. Terminal tersebut merupakan salah satu jalur utama ekspor bahan bakar Rusia ke pasar internasional, termasuk Asia dan Eropa. Dengan adanya serangan ini, distribusi energi global pun ikut terguncang. Harga minyak mentah di pasar internasional sempat naik akibat sentimen risiko dari serangan itu.

Rusia mengklaim berhasil menjatuhkan 95 drone dalam serangan ini. Namun, fakta bahwa sebagian masih mampu menimbulkan kerusakan menunjukkan betapa kompleksnya ancaman dari operasi udara tanpa awak. Situasi ini menggarisbawahi bahwa drone strikes on Russia bukan lagi sekadar insiden kecil, melainkan bagian dari strategi militer berkelanjutan Ukraina.

Reaksi Rusia dan implikasi diplomatik

Moskow segera memberikan tanggapan keras atas drone strikes on Russia yang terjadi tepat di Hari Kemerdekaan Ukraina. Pemerintah Rusia menuduh Kiev sengaja menargetkan fasilitas sipil dan menilai aksi tersebut sebagai eskalasi berbahaya. Kremlin juga memperingatkan bahwa langkah balasan akan lebih tegas, meskipun belum merinci bentuknya.

Secara diplomatik, Rusia mencoba memanfaatkan momentum ini untuk menekan sekutu Barat Ukraina. Moskow menuding bahwa bantuan militer dan teknologi dari NATO memfasilitasi serangan-serangan drone. Tuduhan ini menambah ketegangan di forum internasional, terutama di Dewan Keamanan PBB, di mana perdebatan soal legalitas penggunaan drone kembali mencuat.

Bagi Ukraina, serangan ini justru dianggap sebagai simbol perlawanan. Mereka menilai bahwa tanpa langkah ofensif seperti drone strikes on Russia, agresi Moskow akan semakin intensif. Pemerintah Kiev menegaskan bahwa serangan tersebut menargetkan infrastruktur militer strategis, bukan masyarakat sipil. Klaim ini terus diperdebatkan, namun tetap menjadi narasi utama Ukraina dalam membangun dukungan publik internasional.

Pemilihan waktu serangan yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Ukraina jelas memiliki makna simbolis. Melalui drone strikes on Russia, Kiev ingin menekankan bahwa kedaulatan mereka tetap utuh meski dalam kondisi perang berkepanjangan. Serangan itu menjadi bukti nyata bahwa Ukraina mampu bertahan sekaligus melawan di hari yang sarat makna nasionalisme.

Baca juga : Prancis Dorong Tambah Sanksi Rusia Jika Damai Gagal

Presiden Zelensky dalam pidatonya menyatakan bahwa perjuangan Ukraina adalah bagian dari sejarah panjang melawan penindasan. Ia menegaskan bahwa kemerdekaan tidak bisa dirayakan hanya dengan upacara, tetapi juga dengan tindakan mempertahankan tanah air. Serangan ini, katanya, adalah “bukti bahwa kemerdekaan bukan sekadar kata, melainkan aksi nyata di medan tempur.”

Bagi masyarakat Ukraina, momen ini memunculkan kebanggaan sekaligus kekhawatiran. Di satu sisi, keberhasilan melancarkan drone strikes on Russia memperkuat rasa percaya diri nasional. Namun di sisi lain, ancaman balasan dari Moskow tetap membayangi. Banyak analis menilai, perang psikologis yang tercipta sama pentingnya dengan kerusakan fisik yang ditimbulkan.