Lille, Prancis — Tour de France 2025 baru saja dimulai, namun sudah mencatat kehilangan besar. Filippo Ganna, pebalap andalan Ineos Grenadiers asal Italia, resmi menjadi pebalap pertama yang mundur dari ajang balap sepeda paling prestisius di dunia ini. Kabar ini dikonfirmasi timnya pada Sabtu (5/7), beberapa jam setelah insiden kecelakaan yang terjadi di awal Stage 1 yang berlangsung di sekitar Lille.

Ganna, yang dikenal sebagai salah satu spesialis time trial terbaik dunia, sempat terlibat kecelakaan massal tak lama setelah pelepasan etape pertama. Meski awalnya sempat melanjutkan balapan, kondisi Ganna dilaporkan memburuk. Menurut tim medis Ineos, sang pebalap mulai mengalami gejala gegar otak, memaksa mereka mengambil keputusan sulit untuk menghentikan partisipasinya.

“Filippo Ganna mengalami benturan keras di kepala dalam kecelakaan pagi ini. Meskipun awalnya kami berusaha mempertahankan dia di balapan, gejala gegar otak yang muncul kemudian tidak memungkinkan baginya untuk melanjutkan. Keselamatan pebalap selalu menjadi prioritas kami,” ujar dokter tim Ineos Grenadiers melalui pernyataan resmi yang dirilis Reuters.

Kehilangan Filippo Ganna menjadi pukulan berat bagi Ineos. Pebalap Italia berusia 29 tahun itu diproyeksikan sebagai kandidat kuat untuk memenangkan individual time trial (ITT) yang dijadwalkan pada Rabu mendatang, salah satu etape penting yang sering menjadi penentu klasemen umum (GC). Selain itu, kehadiran Filippo Ganna kerap menjadi aset strategis bagi Ineos, khususnya dalam menjaga kecepatan peloton dan mengatur ritme balapan.

Stage Pertama Berlangsung Kacau, Banyak Korban Kecelakaan

Etape pembuka Tour de France 2025 tidak berjalan mulus. Lomba sejauh 170 km di sekitar Lille ini diwarnai angin silang (crosswinds) yang cukup kencang. Kondisi tersebut memicu banyak kecelakaan dan memecah peloton menjadi beberapa grup kecil.

Selain Filippo Ganna, pebalap Stefan Bissegger juga menjadi korban kecelakaan pada etape pertama. Bissegger akhirnya juga harus mundur karena luka yang dideritanya. Sementara itu, Jasper Philipsen dari Belgia berhasil memenangi sprint dan meraih kemenangan di etape pertama sekaligus mengenakan Yellow Jersey sebagai pemimpin klasemen.

Namun, tidak semua pebalap terhindar dari kerugian waktu. Dua nama besar, Remco Evenepoel (Soudal-QuickStep) dan Primož Roglič (Bora-hansgrohe), terjebak di belakang saat peloton pecah akibat serangan mendadak yang dilakukan Jonas Vingegaard (Visma-Lease a Bike). Keduanya kehilangan waktu sekitar 39 detik dari rombongan terdepan, membuat klasemen umum langsung mengalami pergeseran signifikan sejak hari pertama.

Banyak pihak memprediksi Tour de France tahun ini akan berlangsung jauh lebih agresif sejak awal. Faktor rute yang berangin, jalur sempit, serta kondisi cuaca yang tidak stabil membuat banyak tim memilih strategi menyerang lebih awal demi menghindari kehilangan waktu seperti yang dialami Evenepoel dan Roglič.

Ineos Harus Atur Ulang Strategi

Bagi Ineos Grenadiers, absennya Filippo Ganna menjadi kerugian besar bukan hanya untuk peluang kemenangan ITT, tetapi juga dalam konteks membantu kapten tim bertahan di klasemen umum. Dalam beberapa edisi Tour de France sebelumnya, Filippo Ganna kerap berperan vital sebagai “mesin diesel” yang menjaga kecepatan peloton, menutup celah breakaway, dan melindungi pemimpin tim dari terpaan angin atau serangan rival.

Tanpa Filippo Ganna, Ineos kini dipaksa berpikir ulang soal komposisi tim dan distribusi tenaga. Mereka masih memiliki pebalap berpengalaman seperti Carlos Rodríguez dan Geraint Thomas, namun kehilangan Ganna jelas mengurangi kekuatan kolektif tim dalam etape datar maupun ITT.

“Kami akan mengevaluasi rencana untuk time trial dan bagaimana membagi tugas di etape-etape selanjutnya. Ini kehilangan besar, tapi kami harus tetap melangkah,” ucap Rod Ellingworth, salah satu manajer Ineos Grenadiers.

Sementara itu, Filippo Ganna dipastikan akan menjalani serangkaian pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit terdekat di Lille. Tim medis menegaskan ia akan menjalani observasi sesuai protokol penanganan gegar otak, yang kini semakin ketat diterapkan di dunia balap sepeda demi menjaga keselamatan pebalap.

Kabar mundurnya Filippo Ganna menjadi pengingat keras betapa ganasnya Tour de France, bahkan sejak hari pertama. Para penggemar Ineos tentu berharap sang pebalap segera pulih dan kembali berlomba dalam kondisi terbaiknya di ajang balap sepeda besar lainnya musim ini.