Kasus keracunan makanan yang menyerang anak-anak di wilayah utara Prancis telah menarik perhatian nasional. Pada 24 Juni 2025, otoritas hukum Prancis secara resmi membuka penyelidikan yudisial (judicial inquiry) terhadap kasus yang mengakibatkan satu anak meninggal dunia dan beberapa lainnya dirawat intensif. Investigasi ini dipicu oleh bukti kuat terkait potensi kelalaian dalam penanganan dan distribusi produk makanan yang dikonsumsi korban.

Langkah ini merupakan eskalasi dari investigasi kesehatan yang telah dimulai sejak pertengahan Juni, setelah kasus pertama dilaporkan pada tanggal 12 Juni 2025.

Kronologi Kejadian Keracunan Makanan di Prancis

  • 12 Juni 2025: Beberapa keluarga melaporkan anak-anak mereka mengalami gejala muntah, diare, dan demam tinggi setelah mengonsumsi daging dari pedagang lokal.
  • 13–18 Juni 2025: Delapan anak dirawat di rumah sakit. Salah satunya, berusia tujuh tahun, meninggal dunia akibat komplikasi dari infeksi yang belum diidentifikasi secara pasti.
  • 19–23 Juni 2025: Pemerintah daerah mengeluarkan peringatan makanan, melarang distribusi produk dari dua tukang daging yang dicurigai.
  • 24 Juni 2025: Jaksa di wilayah Hauts-de-France mengumumkan dimulainya penyelidikan hukum terhadap pihak-pihak terkait.

Penyebab Sementara: Dugaan Kontaminasi Patogen

Berdasarkan hasil awal investigasi dari Badan Kesehatan Masyarakat Prancis (Santé publique France), kasus ini kemungkinan disebabkan oleh kontaminasi bakteri seperti:

  • Escherichia coli (E. coli)
  • Listeria monocytogenes
  • Salmonella spp.

Sampel produk daging, terutama olahan yang dikonsumsi tanpa pemanasan maksimal, sedang dianalisis untuk memastikan sumber kontaminasi. Para pakar memperkirakan kondisi penyimpanan dan sanitasi tempat pemrosesan menjadi faktor utama penyebaran bakteri tersebut.

Langkah-Langkah Hukum yang Diambil Otoritas

Penyelidikan ini mengikuti jalur hukum pidana di Prancis, yang mengatur tanggung jawab produsen dan distributor terhadap keamanan pangan. Prosedur penyelidikan meliputi:

  • Pemeriksaan lokasi usaha tukang daging dan distributor daging.
  • Audit catatan kesehatan dan sanitasi oleh dinas veteriner dan sanitasi pangan.
  • Pengambilan sampel laboratorium dari semua bahan pangan yang didistribusikan dalam periode tersebut.
  • Wawancara dengan korban, keluarga, saksi, dan staf usaha.

Jika ditemukan adanya kelalaian atau pelanggaran standar keamanan pangan, pelaku dapat dijerat pasal pidana dengan ancaman denda dan hukuman penjara.

Dampak Kasus terhadap Masyarakat dan Ekonomi Lokal

Kasus ini tidak hanya mengakibatkan korban jiwa, tetapi juga menciptakan kepanikan dan dampak sosial yang cukup signifikan:

  • Penurunan kepercayaan terhadap produk lokal, terutama dari pedagang kecil.
  • Penurunan drastis penjualan daging segar dan olahan di wilayah terdampak.
  • Tekanan terhadap otoritas lokal untuk memperketat pengawasan dan memberikan informasi lebih cepat kepada masyarakat.
  • Keresahan di sekolah dan tempat penitipan anak, yang sempat menyajikan produk dari sumber yang sama.

Langkah Pemerintah dalam Menanggulangi Krisis

Pemerintah Prancis melalui Kementerian Kesehatan dan Pertanian mengeluarkan kebijakan tanggap darurat, antara lain:

  • Recall nasional terhadap semua produk dari dua pemasok daging yang sedang diselidiki.
  • Inspeksi mendadak (spot check) ke tempat pemotongan hewan dan pengolahan daging skala kecil.
  • Kampanye edukasi publik tentang cara aman mengonsumsi dan menyimpan produk daging.
  • Penerbitan daftar pelaku usaha pangan dengan status higienis yang diawasi ketat.

Tanggung Jawab Hukum dan Regulasi Pangan di Prancis

Undang-Undang Pangan dan Perlindungan Konsumen Prancis menetapkan bahwa:

  • Produsen dan distributor wajib memastikan keamanan setiap produk yang dipasarkan.
  • Dalam kasus keracunan, penjual dapat dimintai pertanggungjawaban hukum jika terbukti ada kelalaian atau pelanggaran standar.
  • Pidana bagi pelanggar bisa berupa denda besar hingga 300.000 euro dan hukuman penjara maksimal 5 tahun.

Tips Aman Mengonsumsi Produk Pangan di Tengah Krisis

Agar terhindar dari kejadian serupa, masyarakat disarankan untuk:

  • Selalu memasak daging hingga suhu minimal 70°C.
  • Jangan mengonsumsi daging mentah atau setengah matang dari sumber yang tidak jelas.
  • Simpan makanan pada suhu sesuai anjuran dan periksa tanggal kedaluwarsa.
  • Hanya beli dari toko yang memiliki izin dan label sertifikasi kesehatan resmi.

Penyelidikan hukum atas kasus keracunan makanan anak di Prancis menjadi pengingat serius bahwa keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Dalam kasus seperti ini, penting bagi otoritas untuk transparan dan bertindak cepat, serta bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengutamakan produk dari sumber terpercaya. Semoga penyelidikan ini bisa mengungkap kebenaran dan mencegah tragedi serupa di masa depan.

Whistleblower Laporkan Calon Presiden Prancis, Tuduhan, Prosedur, dan Dampak Politik