
Kecelakaan reli Prancis tewaskan tiga penonton. Investigasi terbuka, penyelenggara dan keamanan jadi sorotan publik dan media. Insiden tragis mengguncang dunia olahraga balap ketika kecelakaan reli Prancis menewaskan tiga penonton pada Sabtu, 27 Juli 2025. Kejadian memilukan itu berlangsung dalam kompetisi Rallye de la Fourme d’Ambert, yang diadakan di kawasan Puy-de-Dôme, Auvergne. Sebuah mobil reli yang dikendarai perempuan muda berusia 22 tahun tiba-tiba kehilangan kendali dan menabrak tiga penonton yang berada di pinggir lintasan. Ketiga korban, yang diketahui terdiri dari dua bersaudara lanjut usia dan seorang pria berumur 44 tahun, meninggal di tempat kejadian.
Kecelakaan ini mengundang perhatian nasional karena menyoroti kelemahan dalam sistem keamanan ajang reli yang digelar di jalur terbuka. Penyelenggara kompetisi langsung membatalkan seluruh tahapan yang tersisa dan mengevakuasi lokasi lomba. Saat ini, investigasi resmi sedang berlangsung, sementara keluarga korban dan publik mempertanyakan prosedur keamanan yang diterapkan dalam acara tersebut. Dugaan kelalaian mulai mencuat, dan muncul tuntutan agar panitia bertanggung jawab atas insiden ini.
Table of Contents
Zona Aman Dipertanyakan
Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam kecelakaan reli Prancis ini adalah posisi para penonton ketika tragedi terjadi. Menurut informasi awal, para korban berada di jalur yang berada dekat area hijau—zona yang seharusnya aman untuk penonton. Namun, mobil Peugeot 208 yang terlibat justru meluncur keluar dari lintasan dalam kecepatan tinggi dan menghantam bagian tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa mungkin saja ada kesalahan dalam pengaturan zona keselamatan.
Menurut jaksa setempat, kendaraan tersebut melaju lurus tanpa tikungan sehingga kecepatannya sangat tinggi. Kecelakaan reli Prancis tewaskan tiga penonton. Investigasi terbuka, penyelenggara dan keamanan jadi sorotan publik dan media. Benturan dengan penonton disebut “sangat keras”, dan penyelidikan terbuka dilakukan atas dugaan involuntary manslaughter. Pengemudi dan co-driver selamat dan dilarikan ke rumah sakit, tetapi otoritas akan melakukan pemeriksaan medis termasuk tes alkohol dan narkoba. Mereka juga akan diperiksa dalam rangka penyelidikan mendalam.
Sebanyak sembilan saksi mata yang mengalami trauma telah menerima penanganan psikologis. Kejadian ini menjadi alarm bagi penyelenggaraan reli di jalur terbuka yang kerap berisiko tinggi namun masih minim perlindungan bagi penonton.
Tekanan Publik dan Respon Pemerintah
Pemerintah daerah Puy-de-Dôme dan Federasi Balap Prancis menyatakan belasungkawa mendalam atas tragedi ini. Namun, mereka juga mengakui bahwa kecelakaan reli Prancis tersebut membuka kembali perdebatan soal keselamatan dalam ajang reli lokal dan nasional. Menteri Olahraga Prancis meminta laporan lengkap dan meminta evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan acara sejenis ke depan.
Media sosial pun ramai membicarakan insiden ini. Banyak warganet mempertanyakan mengapa tidak ada penghalang fisik atau jarak minimum antara lintasan dan zona penonton. Bahkan beberapa komentator menyebut bahwa panitia terlalu mengutamakan kelancaran lomba ketimbang keselamatan masyarakat.
Kecelakaan reli Prancis tewaskan tiga penonton. Investigasi terbuka, penyelenggara dan keamanan jadi sorotan publik dan media. Kecelakaan serupa pernah terjadi dalam ajang reli sebelumnya di Prancis pada 2024, ketika seorang petugas lapangan tewas tertabrak mobil yang kehilangan kendali. Sayangnya, setelah kejadian itu belum ada regulasi signifikan yang diperbarui oleh otoritas olahraga atau kementerian terkait. Kini, insiden terbaru ini kembali menegaskan bahwa sistem pengamanan belum memadai.
Penyelidikan atas kecelakaan reli Prancis akan sangat menentukan masa depan balap reli terbuka di negara tersebut. Beberapa pihak menyerukan pelarangan ajang reli di lintasan umum yang sulit diawasi secara penuh. Mereka mengusulkan agar semua balap dilakukan di sirkuit tertutup yang memiliki pengamanan permanen dan zona penonton yang lebih terkendali.
Namun, kelompok penggemar dan komunitas reli menyatakan bahwa pelarangan total akan mematikan warisan olahraga ini di Prancis. Mereka menyarankan revisi regulasi dan peningkatan pelatihan untuk kru serta penonton. Edukasi mengenai area aman dan penerapan sanksi bagi yang melanggar protokol keselamatan dianggap sebagai solusi jangka pendek yang dapat segera diterapkan.
Baca juga : Wanita Inggris Tewas Usai Kecelakaan Rafting di Prancis
Federasi reli nasional dilaporkan sedang menyusun protokol baru termasuk pembaruan sistem pita pembatas dan penggunaan pagar logam ringan di area berisiko tinggi. Mereka juga mempertimbangkan pengurangan kapasitas penonton di beberapa titik lintasan.
Sementara itu, keluarga korban kecelakaan reli Prancis telah menunjuk pengacara dan mempertimbangkan untuk menggugat penyelenggara acara. Jika pengadilan membuktikan bahwa mereka lalai dalam memastikan keselamatan penonton, ini bisa menjadi preseden hukum baru bagi ajang olahraga serupa di Eropa.