
Setahun telah berlalu sejak Olimpiade Prancis 2024 berakhir, namun gaungnya masih terasa kuat di kota Paris dan sekitarnya. Fokus saat ini tidak lagi pada medali atau pertandingan, melainkan pada apa yang disebut sebagai legacy Paris 2024—warisan jangka panjang dari perhelatan olahraga terbesar dunia tersebut. Dari pembangunan infrastruktur modern hingga kebijakan lingkungan dan sosial, perhelatan ini diharapkan meninggalkan jejak yang berdampak positif, terutama bagi generasi mendatang.
Table of Contents
Infrastruktur Baru dan Fungsi Sosial
Salah satu poin utama dalam legacy Paris 2024 adalah pembangunan fasilitas olahraga dan hunian yang kini telah dialihfungsikan untuk kepentingan masyarakat. Olympic Village di kawasan Seine-Saint-Denis misalnya, kini menjadi hunian ramah lingkungan yang dapat menampung ribuan warga. Bangunan tersebut dirancang dengan prinsip berkelanjutan, menggunakan material daur ulang serta sistem energi hijau.
Tak hanya itu, berbagai fasilitas olahraga yang semula dibangun untuk Olimpiade telah dibuka untuk umum. Kompleks kolam renang, pusat panjat tebing, hingga stadion kecil kini menjadi tempat rekreasi dan pelatihan bagi atlet muda. Pemerintah Prancis berharap infrastruktur ini dapat menjadi wadah regenerasi atlet nasional serta menciptakan budaya olahraga yang lebih inklusif.
Transportasi Hijau dan Pengurangan Emisi
Perubahan besar juga terlihat di sektor transportasi. Sebagai bagian dari legacy Paris 2024, kota Paris memperluas jaringan jalur sepeda dan area bebas kendaraan. Langkah ini dimaksudkan untuk mendorong masyarakat beralih dari kendaraan bermotor pribadi ke moda transportasi ramah lingkungan. Selama Olimpiade berlangsung, 87% penonton menggunakan transportasi umum, dan pola ini sebagian besar bertahan hingga saat ini.
Setahun pasca Olimpiade, legacy Paris 2024 hadir melalui infrastruktur, inklusi sosial, dan perubahan budaya yang berdampak luas bagi warga dan kota. Dengan dukungan sistem metro yang diperluas dan integrasi layanan kereta regional, mobilitas warga menjadi lebih efisien. Selain itu, emisi karbon yang ditimbulkan selama perhelatan tercatat 54% lebih rendah dibandingkan edisi Olimpiade sebelumnya, menjadikan Paris 2024 sebagai salah satu Olimpiade terbersih dari segi lingkungan.
Inklusi Sosial dan Akses Disabilitas
Olimpiade Paris 2024 juga membawa dampak signifikan dalam hal inklusi sosial. Salah satu prioritas pemerintah adalah menjadikan olahraga lebih bisa diakses oleh kelompok minoritas dan penyandang disabilitas. Program pelatihan untuk pelatih inklusif, penyediaan fasilitas ramah disabilitas, serta subsidi keanggotaan klub olahraga bagi keluarga berpenghasilan rendah menjadi bagian dari legacy Paris 2024.
Keberhasilan penyelenggaraan Paralimpiade juga menjadi tonggak penting. Selain mencetak rekor kehadiran dan jumlah peserta, gelaran ini menginspirasi ribuan warga untuk bergabung dalam program olahraga adaptif. Banyak sekolah dan lembaga sosial kini aktif mempromosikan olahraga sebagai media pemulihan dan pemberdayaan.
Budaya dan Identitas Kota
Tidak hanya berdampak pada infrastruktur dan lingkungan, legacy Paris 2024 juga menyentuh aspek budaya. Paris menggunakan momen ini untuk memperkenalkan kembali identitas kotanya sebagai pusat kreativitas dan kolaborasi. Festival jalanan, pertunjukan seni, hingga pameran budaya lokal digelar sepanjang tahun sebagai perpanjangan dari semangat Olimpiade.
Simbol api Olimpiade yang dahulu ditempatkan di Place de la Concorde kini direkonstruksi ulang sebagai instalasi seni permanen. Lampu-lampu berwarna merah dan emas menyala setiap malam sebagai pengingat akan semangat kebersamaan dan perjuangan yang terpancar dari Olimpiade.
Pemerintah kota juga meresmikan tur “Jalur Warisan Olimpiade”, sebuah rute wisata yang menghubungkan tempat-tempat bersejarah selama Paris 2024. Rute ini kini menjadi daya tarik bagi wisatawan dan juga digunakan untuk kegiatan edukatif oleh sekolah-sekolah lokal.
Baca juga : Patung Wanita Pelopor Kembali Dipamerkan di Paris Usai Olimpiade 2024
Meskipun secara umum legacy Paris 2024 mendapat sambutan positif, tetap ada beberapa kritik. Beberapa pihak menilai proyek-proyek besar selama Olimpiade menyebabkan penggusuran paksa dan kenaikan harga hunian, terutama di kawasan timur Paris. Pemerintah setempat merespons dengan program bantuan sewa dan perumahan sosial sebagai bentuk mitigasi dampak.
Di sisi lain, sejumlah pengamat kebijakan publik mengapresiasi keberanian Prancis dalam menjadikan Olimpiade sebagai alat transformasi kota, bukan sekadar ajang unjuk prestasi olahraga. Hal ini disebut sebagai model baru penyelenggaraan ajang internasional, yang lebih berfokus pada manfaat jangka panjang ketimbang kemewahan sesaat.