Protes Peternak Prancis meledak di barat daya ketika ratusan traktor menutup ruas utama dan memaksa lalu lintas berhenti berjam-jam. Di beberapa titik, peternak membentuk barikade untuk mempertahankan penutupan sampai ada respons dari Paris. Aksi ini muncul setelah otoritas menerapkan kebijakan pemusnahan satu kawanan bila terdeteksi penyakit kulit benjol pada sapi. Bagi peternak, keputusan itu dianggap menghukum seluruh usaha, meski hanya sebagian kecil hewan menunjukkan gejala.

Protes Peternak Prancis memanas dengan blokade jalan di barat daya, menolak pemusnahan satu kawanan sapi sakit saat vaksinasi dipercepat. Di lapangan, blokade dilaporkan terjadi pada koridor yang menghubungkan kota-kota, dengan tumpukan jerami dan ban dibakar sebagai simbol kemarahan. Sejumlah pengemudi terjebak, sementara aparat berupaya menjaga akses darurat tetap terbuka untuk ambulans dan layanan penting. Kelompok peternak menuntut pendekatan yang lebih selektif, seperti isolasi dan pemantauan ketat, bukan pemusnahan massal. Pemerintah pusat menegaskan langkah tegas diperlukan agar wabah tidak meluas dan menekan risiko pembatasan perdagangan.

Di tengah tarik-menarik itu, isu kompensasi dan kecepatan vaksinasi ikut menjadi sorotan karena menentukan apakah krisis bisa cepat mereda. Warga protes Peternak Prancis juga menyorot ketidakpastian ekonomi pedesaan, dari biaya pakan hingga harga jual yang fluktuatif. Klinik hewan dan dinas kesehatan ternak setempat dikejar waktu untuk memeriksa kasus baru serta menenangkan warga yang khawatir. Ketika dialog belum menghasilkan perubahan cepat, jalanan menjadi panggung untuk menekan keputusan yang menyentuh nafkah ribuan keluarga.

Penyakit Kulit Benjol dan Kebijakan Pemusnahan Kawanan

Penyakit kulit benjol atau lumpy skin disease, yang menyebar terutama melalui gigitan serangga, menjadi alasan pemerintah menerapkan pemusnahan satu kawanan setelah ada temuan kasus. Otoritas menyebut langkah itu dipilih karena penularan dapat terjadi cepat di peternakan padat, sementara gejala tidak selalu tampak pada fase awal. Dalam Protes Peternak Prancis, argumen tersebut dianggap mengabaikan kenyataan bahwa sebagian hewan masih sehat dan bisa diselamatkan lewat isolasi, pengasapan kandang, serta pengendalian vektor. Peternak menilai kebijakan menyapu bersih membuat kerugian langsung, dari hilangnya produksi susu hingga biaya pembuangan, disinfeksi, dan penggantian indukan.

Kelompok dokter hewan menjelaskan penyakit ini, yang juga dikenal sebagai nodular dermatitis, tidak membahayakan manusia, namun dampaknya besar bagi perdagangan karena negara mitra dapat membatasi impor. Pemerintah beralasan pemusnahan total menurunkan risiko wabah berulang, sekaligus memudahkan penelusuran kontak di rantai distribusi ternak dan pergerakan truk. Namun Protes Peternak Prancis menuntut pemerintah membedakan kasus terkonfirmasi dan hewan tanpa gejala, serta memberi ruang karantina lebih lama sebelum keputusan final. Mereka juga mempertanyakan standar pemeriksaan, frekuensi uji laboratorium, dan bagaimana sampel diambil ketika peternakan sedang dalam tekanan.

Di beberapa daerah, peternak menyampaikan kekhawatiran efek psikologis karena harus menyaksikan ternaknya dimusnahkan setelah dirawat bertahun-tahun. Mereka meminta model penanganan berjenjang, mulai dari pemisahan kandang, pengendalian serangga, hingga vaksinasi darurat berbasis zona yang dipantau harian. Dalam Protes Peternak Prancis, tuntutan ini dipadukan dengan permintaan kompensasi yang cepat dan transparan agar arus kas tidak macet menjelang musim dingin. Tanpa kejelasan jadwal dan angka ganti rugi, sebagian peternak memilih memblokade jalan tol dan jalur logistik seperti A64 untuk mempercepat keputusan.

Pemerintah Percepat Vaksinasi dan Janji Kompensasi

Pemerintah Prancis menyatakan wabah sudah lebih terkendali dibanding puncak awal, namun tetap mempertahankan kebijakan ketat untuk mencegah penyebaran lintas wilayah di barat daya. Di tengah Protes Peternak Prancis, otoritas kesehatan hewan memprioritaskan vaksinasi di zona terdampak dan memperketat pergerakan ternak serta kendaraan pengangkut, termasuk pos pemeriksaan sementara. Sejumlah daerah melaporkan petugas lapangan bekerja lebih lama untuk mempercepat penyuntikan, termasuk penjadwalan ulang operasi klinik hewan dan kunjungan kandang. Langkah itu ditempuh agar penularan lewat serangga bisa ditekan sebelum musim hangat berikutnya.

Untuk meredam kemarahan, pemerintah menyiapkan tambahan dosis vaksin dan memperluas kapasitas penyuntikan, termasuk dukungan personel dari militer untuk mempercepat antrean. Dalam beberapa kesempatan, pejabat pertanian menjelaskan targetnya adalah memutus rantai wabah secepat mungkin, sekaligus menjaga akses pasar bagi produk susu dan daging, serta menghindari pembatasan impor dari mitra. Skema ganti rugi disebut akan menutup nilai ternak yang dimusnahkan, biaya pembersihan, dan sebagian kerugian produksi, meski rincian sering berbeda antarwilayah. Peternak menilai kecepatan pencairan lebih penting daripada janji di atas kertas, karena tagihan pakan, listrik, dan cicilan kandang terus berjalan.

Negosiasi juga menyentuh prosedur pemusnahan, termasuk bagaimana peternak dilibatkan sejak awal serta mekanisme banding ketika mereka menilai keputusan terlalu luas. Kelompok tani meminta audit independen atas setiap kasus, agar kebijakan tidak menimbulkan rasa ketidakadilan dan kecurigaan terhadap data resmi. Jika dialog tidak memuaskan, Protes Peternak Prancis diperkirakan bisa berulang lewat blokade traktor dan penutupan jalur, terutama menjelang libur akhir tahun. Pemerintah diminta menunjukkan jadwal vaksinasi, transparansi kompensasi, dan indikator kapan pembatasan bisa dilonggarkan dalam format yang mudah dipantau publik secara berkala.

Ketegangan Petani, Perdagangan, dan Dampak Politik

Di balik blokade, peternak menyebut krisis sapi sakit memperbesar rasa frustrasi yang sudah lama menumpuk terhadap biaya pakan, energi, dan aturan yang dinilai berubah-ubah. Banyak peternakan keluarga menghadapi margin tipis, sehingga satu keputusan pemusnahan dapat menghapus modal kerja yang dibangun bertahun-tahun, termasuk investasi kandang dan peralatan susu. Protes Peternak Prancis kemudian melebar dari isu kesehatan hewan menjadi tuntutan agar pemerintah memberi kepastian harga, akses kredit, dan perlindungan saat pasar bergejolak di desa kecil.

Serikat petani menilai kebijakan darurat harus diiringi dialog yang menghormati pengetahuan lapangan, audit yang dapat diakses, dan saluran pengaduan yang cepat. Aksi di jalan juga berkelindan dengan perdebatan perdagangan, terutama kekhawatiran petani terhadap masuknya produk impor yang dianggap tidak mengikuti standar biaya dan lingkungan yang sama, serta tekanan harga dari supermarket besar. Sebagian kelompok mengaitkannya dengan perundingan dagang Uni Eropa, termasuk isu Mercosur, karena persaingan harga dinilai bisa menekan pendapatan dan memperbesar ketergantungan pada subsidi.

Baca juga : Wisata Berlebihan Montmartre Melonjak, Warga Protes

Dalam Protes Peternak Prancis, isu ini muncul sebagai pesan bahwa setiap kebijakan kesehatan hewan akan dinilai bersamaan dengan kebijakan ekonomi yang mempengaruhi kelangsungan usaha dan posisi tawar di rantai pasok ritel. Pemerintah mencoba menyeimbangkan kepentingan konsumen dan produsen, namun tekanan publik membuat setiap kompromi dipantau ketat oleh oposisi, asosiasi, dan media. Ke depan, langkah pemulihan bergantung pada apakah vaksinasi mampu menutup celah penularan dan apakah protokol pemusnahan bisa dibuat lebih proporsional berdasarkan risiko.

Jika situasi dinyatakan aman, peternak meminta pemulihan rantai pasok, termasuk pembukaan kembali rute pengiriman dan pengurangan pemeriksaan yang menghambat, tanpa mengorbankan pengawasan, yang membuat sapi tertahan dan biaya transport naik. Protes Peternak Prancis diperkirakan mereda bila kompensasi cair cepat, aturan diperjelas, dan ada peta jalan pencegahan yang dapat diukur hingga 2026, termasuk target cakupan vaksin per departemen. Namun bila kasus baru muncul atau pembayaran tersendat, blokade berpotensi kembali, dengan dampak langsung pada ekonomi regional, logistik harian, dan kepercayaan publik.