Setiap 15 Agustus, masyarakat Prancis merayakan Hari Assomption Prancis, sebuah perayaan keagamaan sekaligus libur nasional yang telah bertahan berabad-abad. Perayaan ini bermula pada tahun 1638, ketika Raja Louis XIII memutuskan untuk mendedikasikan Kerajaan Prancis kepada Perawan Maria. Keputusan ini diambil setelah doa sang raja terkabul, yakni lahirnya seorang putra yang kelak menjadi Raja Louis XIV. Sebagai ungkapan syukur, Louis XIII menetapkan bahwa setiap 15 Agustus harus diadakan prosesi keagamaan di seluruh negeri.

Tradisi ini tidak hanya bersifat religius, tetapi juga memiliki nilai historis dan sosial yang penting. Pada masa kekuasaan Napoleon, Hari Assomption Prancis diadaptasi menjadi perayaan “Saint-Napoléon” untuk menghormati ulang tahun sang Kaisar. Meski kemudian fungsi politiknya meredup, makna spiritualnya tetap terjaga.

Kini, hari tersebut menjadi momen libur nasional yang dirayakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Gereja-gereja di seluruh Prancis mengadakan misa khusus, sementara banyak warga memanfaatkan kesempatan ini untuk berlibur atau berkumpul bersama keluarga. Perayaan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Prancis.

Akar Sejarah dan Perkembangan Hari Assomption Prancis

Hari Assomption Prancis memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan dinamika politik dan agama di Prancis. Pada abad ke-17, kerajaan sedang berada dalam situasi sulit akibat konflik internal dan eksternal. Keinginan Louis XIII untuk menempatkan negaranya di bawah perlindungan Perawan Maria adalah langkah simbolis yang menegaskan peran agama Katolik sebagai pilar moral bangsa.

Prosesi keagamaan yang diadakan tiap 15 Agustus awalnya berlangsung di ibu kota dan kota-kota besar. Setelah revolusi Prancis pada akhir abad ke-18, banyak perayaan keagamaan dihapuskan karena pengaruh sekularisme. Namun, setelah monarki dipulihkan, tradisi Hari Assomption Prancis kembali dijalankan, meski sempat mengalami perubahan nama dan bentuk.

Ketika Napoleon berkuasa, tanggal 15 Agustus dijadikan momen politik. Ia menamainya “Saint-Napoléon” dan menjadikannya hari libur nasional, yang berlangsung dari 1806 hingga 1813. Setelah kekaisaran runtuh, perayaan kembali ke format keagamaan, dan bertahan hingga sekarang sebagai libur nasional yang diakui secara resmi.

Perayaan Hari Assomption Prancis di Era Modern

Di masa kini, Hari Assomption Prancis bukan hanya perayaan religius, tetapi juga bagian dari kalender libur panjang musim panas. Banyak warga yang menggunakannya untuk berziarah ke Lourdes, salah satu situs keagamaan paling terkenal di Prancis, atau menghadiri prosesi di katedral-katedral besar seperti Notre-Dame di Paris.

Selain acara keagamaan, berbagai kota mengadakan festival, pasar tradisional, dan acara budaya. Pantai-pantai di wilayah selatan seperti Nice dan Marseille biasanya dipenuhi wisatawan, baik lokal maupun internasional. Momen ini juga menjadi kesempatan bagi para pelaku bisnis pariwisata untuk meningkatkan pendapatan.

Pemerintah Prancis memastikan bahwa meskipun sifatnya religius, Hari Assomption Prancis tetap dihormati sebagai warisan budaya nasional. Hal ini menjadi bukti bahwa tradisi keagamaan dapat hidup berdampingan dengan nilai-nilai modern dan sekularisme yang dianut negara tersebut.

Walaupun Prancis adalah negara yang menjunjung tinggi sekularisme, Hari Assomption Prancis masih memiliki tempat khusus di hati banyak warga. Perayaan ini menjadi simbol persatuan, tradisi, dan penghormatan terhadap sejarah bangsa. Bagi umat Katolik, hari ini menegaskan iman mereka pada doktrin diangkatnya Maria ke surga. Sementara bagi masyarakat umum, ini adalah waktu untuk berkumpul, beristirahat, dan menikmati musim panas.

Libur ini juga berdampak positif pada sektor pariwisata, karena bertepatan dengan musim liburan utama di Eropa. Kota-kota tujuan wisata mengalami peningkatan kunjungan, dan berbagai kegiatan budaya diadakan untuk menyambut wisatawan.

Baca juga : Petition Reintroduce Pesticide Guncang Parlemen Prancis

Dengan sejarah panjang dan makna yang berlapis, Hari Assomption Prancis akan terus menjadi bagian penting dari kalender nasional. Dari masa Louis XIII hingga era modern, perayaan ini telah melewati berbagai perubahan politik dan sosial, namun tetap mempertahankan esensi aslinya: rasa syukur, kebersamaan, dan penghormatan terhadap tradisi.

Kini, Hari Assomption Prancis menjadi hari libur yang dirayakan tidak hanya dengan prosesi keagamaan, tetapi juga dengan tradisi modern dan rekreasi. Banyak warga yang berziarah ke kota suci seperti Lourdes, atau menghadiri misa di katedral. Administrasi publik dan banyak toko ditutup, memberi kesempatan masyarakat untuk berkumpul dengan keluarga dan ikut acara lokal seperti pasar dan pameran.