Peletakan batu Arc de Triomphe pada 15 Agustus 1806 menjadi salah satu momen paling bersejarah dalam sejarah arsitektur dan kebanggaan nasional Prancis. Tanggal tersebut dipilih bukan tanpa alasan, melainkan bertepatan dengan hari ulang tahun Napoleon I, yang ingin menghadirkan monumen megah untuk memperingati kemenangan militer Prancis. Dengan peletakan batu Arc de Triomphe ini, Paris resmi memulai perjalanan panjang dalam membangun salah satu ikon kota yang akan dikenal di seluruh dunia.

Arc de Triomphe dirancang oleh arsitek Jean Chalgrin, dengan inspirasi dari gerbang kemenangan Romawi kuno. Namun, peletakan batu Arc de Triomphe hanyalah langkah awal dari proses konstruksi yang rumit dan memakan waktu panjang. Proyek ini sempat terhenti karena pergantian rezim politik di Prancis, hingga akhirnya rampung pada 1836 di era Raja Louis-Philippe.

Makna dari peletakan batu Arc de Triomphe tidak hanya sebagai seremoni pembangunan, tetapi juga simbol kejayaan, kebanggaan, dan peringatan bagi para pahlawan Prancis. Monumen ini berdiri di pusat Place Charles de Gaulle, menjadi saksi sejarah bagi berbagai peristiwa penting di Paris.

Latar Belakang dan Proses Awal Konstruksi

Gagasan membangun Arc de Triomphe muncul setelah kemenangan besar Napoleon dalam Pertempuran Austerlitz tahun 1805. Untuk memperingati kejayaan tersebut, ia memerintahkan pembangunan gerbang kemenangan raksasa di Paris. Peletakan batu Arc de Triomphe dilakukan secara resmi pada 15 Agustus 1806, dihadiri oleh pejabat tinggi dan militer.

Desain Jean Chalgrin untuk Arc de Triomphe menampilkan gaya neoklasik yang menggabungkan proporsi besar dan ukiran detail, menggambarkan pertempuran dan tokoh-tokoh penting Prancis. Fondasi yang diletakkan pada hari peletakan batu Arc de Triomphe menjadi dasar dari struktur setinggi 50 meter yang kelak menghiasi cakrawala Paris.

Namun, pembangunan tidak berjalan lancar. Setelah peletakan batu Arc de Triomphe, proyek mengalami hambatan akibat kematian Chalgrin pada 1811 dan pergolakan politik yang menyebabkan penguasa silih berganti. Hanya sebagian konstruksi yang terselesaikan di awal, dan pengerjaan dilanjutkan bertahun-tahun kemudian di bawah arahan arsitek lain.

Makna simbolis dari peletakan batu Arc de Triomphe semakin kuat karena monumen ini dimaksudkan sebagai penghormatan abadi kepada tentara Prancis. Nama-nama pahlawan pertempuran diukir di dindingnya, mengabadikan jasa mereka untuk generasi berikutnya.

Penyelesaian dan Peran Arc de Triomphe dalam Sejarah

Pembangunan Arc de Triomphe kembali dilanjutkan pada era monarki Bourbon, dengan penyesuaian desain untuk memenuhi visi baru pemerintahan. Meskipun peletakan batu Arc de Triomphe terjadi pada 1806, monumen ini baru diresmikan pada 29 Juli 1836 oleh Raja Louis-Philippe. Butuh 30 tahun lebih dari momen awal hingga monumen tersebut berdiri utuh.

Sejak saat itu, Arc de Triomphe menjadi pusat berbagai perayaan nasional dan momen bersejarah. Prosesi kemenangan militer, upacara peringatan, hingga parade Hari Bastille sering berpusat di monumen ini. Peletakan batu Arc de Triomphe di masa lalu kini dikenang sebagai titik awal berdirinya simbol kebesaran Paris.

Selain sebagai simbol kemenangan, Arc de Triomphe juga menjadi tempat penghormatan kepada para prajurit tak dikenal yang gugur di medan perang. Api abadi yang menyala di bawah lengkungan monumen menjadi pengingat pengorbanan mereka. Setiap tahun, jutaan wisatawan mengunjungi lokasi ini untuk mengenang sejarah yang dimulai dari peletakan batu Arc de Triomphe tersebut.

Lebih dari dua abad sejak peletakan batu Arc de Triomphe, monumen ini tetap menjadi salah satu daya tarik utama Paris. Tidak hanya memancarkan nilai historis, tetapi juga estetika arsitektur yang mengagumkan. Monumen ini menjadi latar bagi banyak momen penting, mulai dari perayaan olahraga hingga acara kenegaraan.

Baca juga : Pendudukan Militer Israel di Gaza Dinilai Berbahaya

Peletakan batu Arc de Triomphe telah mengukir bab khusus dalam sejarah Paris dan Prancis. Monumen ini berdiri sebagai penghubung masa lalu dan masa kini, menjadi simbol persatuan dan kebanggaan nasional. Bahkan di era modern, setiap acara besar di Paris tidak lengkap tanpa kehadiran monumen yang jejaknya dimulai dari sebuah upacara sederhana di tahun 1806 itu.

Dengan segala nilai sejarah dan simbolismenya, peletakan batu Arc de Triomphe akan selalu diingat sebagai awal dari salah satu mahakarya arsitektur dunia. Ia mengajarkan bahwa monumen bukan hanya sekadar batu dan ukiran, melainkan perwujudan semangat, perjuangan, dan identitas sebuah bangsa.