Kasus skandal Joël Chenal mengguncang dunia olahraga Prancis setelah muncul laporan pelecehan seksual yang melibatkan mantan atlet Olimpiade sekaligus pelatih ski nasional, Joël Chenal. Sosok yang dahulu dikenal karena meraih medali perak di Olimpiade Torino 2006 itu kini menjadi sorotan akibat laporan pelecehan terhadap anak di bawah umur.

Dalam perkembangan terbaru, tujuh perempuan yang saat itu masih remaja mengungkap perilaku tidak pantas yang dilakukan Chenal selama lebih dari satu dekade. Tuduhan tersebut memperkuat laporan sebelumnya yang telah lebih dulu menyasar pelatih ini. Banyak pihak menyayangkan lemahnya sistem pengawasan dalam dunia olahraga Prancis yang seharusnya melindungi atlet muda dari potensi pelecehan.

Tuduhan Serius dari Korban atas skandal Joël Chenal

Tujuh pengadu baru yang sebelumnya memilih diam kini memberanikan diri untuk bicara. Salah satu korban mengaku menerima pesan bernuansa seksual sejak usia 11 tahun. Ia bahkan menceritakan ketakutannya saat ditinggal berdua dalam mobil bersama Chenal dalam perjalanan pulang dari pelatnas.

Laporan-laporan tersebut menunjukkan pola yang konsisten: pelatih menjalin hubungan dekat dengan atlet muda, membangun kepercayaan, lalu mengaburkan batas profesionalitas dengan komunikasi pribadi yang menjurus. Dalam banyak kasus, Chenal diduga mengirim pesan eksplisit, memberikan hadiah kecil, bahkan menunjukkan perilaku manipulatif demi menjalin kedekatan tidak sehat.

Kasus skandal Joël Chenal ini turut mengungkap bahwa sebagian dari kejadian tersebut berlangsung selama pelatnas musim dingin, di mana pengawasan terhadap interaksi antara pelatih dan atlet seharusnya diperketat.

Reaksi Federasi dan Pemerintah

Federasi Ski Prancis langsung mengeluarkan pernyataan resmi setelah laporan terbaru ini mencuat. Mereka berjanji akan bekerja sama penuh dengan otoritas hukum dan mengevaluasi ulang sistem pengawasan internal mereka. Federasi juga mengakui bahwa Chenal sebelumnya sempat mendapatkan teguran atas keluhan serupa pada tahun 2015, namun tidak ada sanksi tegas yang dijatuhkan saat itu.

Publik pun mempertanyakan bagaimana seseorang dengan rekam jejak yang mencurigakan seperti Chenal masih bisa mengakses lingkungan pelatihan atlet muda, bahkan setelah mendirikan klub privat yang bekerja langsung dengan anak-anak.

Kasus skandal Joël Chenal ini turut mengungkap bahwa sebagian dari kejadian tersebut berlangsung selama pelatnas musim dingin, di mana pengawasan terhadap interaksi antara pelatih dan atlet seharusnya diperketat.

Menteri Olahraga Prancis menegaskan bahwa skandal Joël Chenal menjadi momentum penting untuk meninjau ulang seluruh prosedur rekrutmen dan pengawasan pelatih dalam dunia olahraga nasional. Pemerintah juga akan melibatkan lembaga independen untuk memantau dan mengaudit pelatnas-pelatnas nasional agar bebas dari kekerasan seksual dan pelecehan terhadap atlet.

Dampak Luas pada Dunia Olahraga

Kasus seperti skandal Joël Chenal bukanlah yang pertama dalam dunia olahraga. Namun, kemunculan laporan dalam jumlah besar dalam waktu singkat menunjukkan bahwa korban kini mulai merasa didukung untuk bersuara. Organisasi perlindungan anak dan perempuan menyerukan reformasi menyeluruh terhadap struktur olahraga di Prancis, termasuk pendidikan etika bagi pelatih dan pendampingan psikologis bagi atlet.

Federasi Internasional Ski (FIS) turut mengomentari kasus ini, menyatakan bahwa mereka mendukung langkah-langkah disipliner dari federasi nasional dan tidak akan ragu menjatuhkan sanksi internasional bila terbukti ada pelanggaran etik berat.

Di media sosial, tagar seperti #JusticeForAthletes dan #ChenalCase terus menggema. Banyak mantan atlet profesional mendesak agar Chenal dilarang seumur hidup dari segala bentuk aktivitas keolahragaan, mengingat beratnya tuduhan dan potensi kerugian mental yang dialami para korban.

Potensi Dampak Hukum dan Perubahan Regulasi

Saat ini, penyidik telah memanggil Chenal untuk memberikan klarifikasi atas tuduhan yang diajukan. Ia membantah semua klaim tersebut, namun tidak menampik bahwa dirinya pernah melakukan komunikasi pribadi dengan beberapa atlet yang sekarang menjadi pengadu.

Jika terbukti bersalah, Chenal bisa menghadapi hukuman penjara dengan pasal pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Tak hanya itu, klub pribadi yang ia jalankan pun terancam dibubarkan, dan lisensinya sebagai pelatih profesional bisa dicabut secara permanen.

Baca juga : Petition Reintroduce Pesticide Guncang Parlemen Prancis

Skandal Joël Chenal menjadi pelajaran pahit bahwa bahkan tokoh dengan reputasi internasional pun bisa menyalahgunakan kekuasaan. Ke depan, pengawasan terhadap pelatih, terutama yang membina atlet muda, harus ditingkatkan dengan sistem pelaporan yang aman dan transparan.