
Empat pemimpin penting Eropa melakukan kunjungan bersama ke Kyiv sebagai bentuk dukungan terhadap Ukraina di tengah konflik yang belum kunjung usai dengan Rusia. Kunjungan ini menjadi tajuk utama saat pemimpin Eropa kunjungi Kyiv dan bertemu Presiden Volodymyr Zelenskyy. Keir Starmer (Perdana Menteri Inggris), Emmanuel Macron (Presiden Prancis), Friedrich Merz (Kanselir Jerman), dan Donald Tusk (Perdana Menteri Polandia) tiba bersamaan di ibu kota Ukraina untuk mengadakan pembicaraan penting.
Table of Contents
Kunjungan ini adalah pertama kalinya keempat pemimpin tersebut bersatu secara fisik dalam sebuah misi diplomatik sejak invasi Rusia dimulai pada 2022. Selain menunjukkan solidaritas, mereka juga mengajukan inisiatif gencatan senjata 30 hari sebagai langkah awal menuju perdamaian.
Tekanan Baru untuk Perdamaian

Dalam pertemuan tertutup saat pemimpin Eropa kunjungi Kyiv, mereka menyuarakan perlunya gencatan senjata tanpa prasyarat. Proposal ini muncul di tengah kondisi medan perang yang stagnan dan semakin banyak korban sipil.
Keempat negara ini sepakat untuk mendukung proposal Ukraina agar Rusia menghentikan operasi militer selama satu bulan penuh. “Kami mendesak Rusia untuk menunjukkan itikad baik dan menghentikan semua aksi ofensif,” tegas Starmer dalam konferensi pers bersama.
Respon Rusia Masih Negatif
Sementara itu, Moskow belum memberikan respons positif. Juru bicara Kremlin menyebut proposal ini sebagai “manuver politik” dan menekankan bahwa operasi militer “akan berjalan sesuai jadwal strategis yang telah ditentukan.”
Langkah pemimpin Eropa kunjungi Kyiv ini muncul bertepatan dengan pengumuman Rusia mengenai gencatan senjata sepihak selama tiga hari untuk memperingati kemenangan Soviet atas Nazi. Namun, Ukraina menganggap pengumuman tersebut sebagai upaya menghindari serangan drone selama parade militer tahunan.
Isyarat Kuat dari Eropa
Presiden Macron menyatakan bahwa kunjungan ini adalah pesan jelas bahwa pemimpin Eropa kunjungi Kyiv bukan sekadar gestur politik. “Kami datang untuk memberi bukti, bukan janji,” ucapnya. “Ukraina tidak akan dibiarkan sendirian.”
Zelenskyy, yang selama dua bulan terakhir berupaya mendapatkan dukungan dari negara-negara anggota Uni Eropa, menyambut hangat kehadiran para pemimpin tersebut. “Hari ini, Eropa hadir bersama Ukraina,” katanya.
Meningkatkan Tekanan Diplomatik
Kunjungan para pemimpin Eropa kunjungi Kyiv ini juga mencakup pembentukan “koalisi kemauan” – sebuah forum baru antara negara-negara Eropa yang memiliki komitmen kuat untuk mendukung Ukraina.
- Dukungan militer dan logistik untuk Ukraina.
- Bantuan rekonstruksi pascakonflik.
- Sanksi ekonomi lanjutan terhadap Rusia.
- Dukungan diplomatik di forum internasional.
Lapangan Merdeka Jadi Titik Emosional
Usai pertemuan resmi, keempat pemimpin mengunjungi Lapangan Merdeka, pusat simbolik perjuangan Ukraina. Mereka meletakkan karangan bunga di tugu peringatan, mengheningkan cipta, dan berdiri berdampingan dalam momen yang disiarkan langsung ke seluruh dunia.
Gambar keempat tokoh Eropa berdiri bersama Zelenskyy menjadi simbol persatuan melawan agresi, dan telah banyak dibagikan di media sosial dengan tagar #EuropeWithUkraine.
Tantangan Internal Tidak Menyurutkan Dukungan
Masing-masing negara pengunjuk solidaritas menghadapi tekanan politik domestik. Starmer harus menghadapi pemilu tahun depan, Merz menghadapi protes anti-imigran di Berlin, dan Tusk baru saja menyelesaikan krisis energi. Namun, mereka menegaskan bahwa dukungan terhadap Ukraina adalah prioritas moral dan strategis.
“Jika Ukraina gagal, kita semua akan menanggung dampaknya,” kata Tusk dengan tegas.
Baca Juga:
Dukungan ke Ukraina: Misi Kereta Api Para Pemimpin Eropa
Analisis: Eropa Bangkit dari Kebekuan Strategis
Para analis menilai kunjungan ini sebagai kebangkitan diplomasi Eropa yang sempat melemah sejak 2023. “Ini pertama kalinya Eropa benar-benar menunjukkan kesatuan konkret di luar pernyataan pers,” ujar Marta Kozlowska dari Warsaw Institute.
Menurutnya, kunjungan ini penting bukan hanya bagi Ukraina, tetapi juga bagi kredibilitas Eropa sebagai kekuatan geopolitik mandiri.
Kunjungan empat pemimpin Eropa ke Kyiv pada Mei 2025 menjadi titik balik dalam dukungan politik terhadap Ukraina. Meski gencatan senjata belum terealisasi, sinyal kuat bahwa Eropa bersatu memberi Ukraina harapan dan tekanan baru terhadap Moskow.
Dalam konteks ketegangan global dan melemahnya dukungan AS, peran Eropa dalam konflik ini menjadi semakin krusial. Sebagai satu suara, pemimpin Eropa kini berdiri di garis depan perjuangan Ukraina.