PDi saat negara Eropa lain dilanda protes overtourism, strategi Prancis tangkal overtourism. Ini strategi mereka menjaga keseimbangan antara wisata. Di Spanyol dan Italia, aksi protes terhadap pariwisata massal meluas, terutama di kota-kota ikonik seperti Barcelona dan Venesia dan banyak kota eropa lainya. Penduduk yang terganggu oleh keramaian berlebihan, kelangkaan perumahan, dan tekanan terhadap infrastruktur lokal mulai angkat suara. Namun di tengah gejolak itu, Prancis menjadi pengecualian yang menarik. Dengan angka kunjungan internasional yang bahkan lebih tinggi dari negara-negara tetangganya, negeri ini nyaris tidak mengalami aksi protes besar dari masyarakat terhadap overtourism.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan penting: apa rahasia di balik ketenangan Prancis? Apa strategi Prancis tangkal overtourism yang membuat mereka mampu menghindari konflik terbuka dengan warga lokal di tengah lonjakan wisata global?

Paris, Marseille, dan Nice tetap menjadi tujuan utama pelancong dari seluruh dunia. Bahkan, pada 2024 lalu, Prancis mencatat lebih dari 100 juta kunjungan wisata internasional, menjadikannya negara yang paling banyak dikunjungi di dunia. Namun, hingga pertengahan 2025 ini, belum ada protes besar seperti yang terjadi di Palma de Mallorca, Lisbon, atau Florence. Jawabannya terletak pada pendekatan multifaset dan responsif yang dijalankan oleh otoritas Prancis terhadap pertumbuhan industri pariwisata.

Strategi Terukur dan Responsif Pemerintah Prancis untuk strategi Prancis tangkal overtourism

Kunci utama dari strategi Prancis tangkal overtourism adalah penerapan kebijakan regulasi dan komunikasi publik yang efektif. Pemerintah daerah diberi wewenang besar untuk mengendalikan penyewaan jangka pendek, seperti Airbnb. Paris, misalnya, membatasi jumlah hari sewa properti dalam satu tahun dan memperketat syarat izin. Marseille juga menerapkan sistem kuota dengan jumlah maksimal wisatawan per hari di kawasan tertentu, seperti Calanques. Hal ini mencegah lonjakan populasi turis yang tidak terkendali dan menjaga ketersediaan hunian bagi warga lokal.

Tak hanya itu, Prancis mendorong penyebaran wisatawan secara geografis dan musiman. Melalui kampanye nasional “Voir la France autrement” (Lihat Prancis dengan cara berbeda), pemerintah mempromosikan destinasi alternatif seperti Albi, Nancy, atau kota kecil di wilayah Bourgogne yang sebelumnya kurang tereksplorasi. Langkah ini terbukti mampu menekan beban di kota-kota utama sekaligus mendorong ekonomi daerah.

Yang membedakan strategi Prancis tangkal overtourism dari negara lain adalah keterbukaan dalam komunikasi. Pemerintah tidak menutupi fakta bahwa overtourism bisa menjadi masalah, melainkan membangun narasi kolaboratif dengan masyarakat. Warga lokal dilibatkan dalam perencanaan, mulai dari konsultasi publik hingga program edukasi tentang dampak pariwisata. Transparansi ini meredam sentimen negatif terhadap turis dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.

Hasil Nyata di Lapangan dan Tantangan Ke Depan

Dampak dari kebijakan ini terasa nyata. Hingga pertengahan musim panas 2025, belum ada laporan demonstrasi besar terkait pariwisata di Prancis. Bandingkan dengan Barcelona, di mana kelompok lokal menyemprot wisatawan dengan pistol air sebagai bentuk protes terhadap kepadatan turis. Di Prancis, suasana justru lebih tertib dan kondusif, meskipun kunjungan tetap tinggi.

Langkah-langkah seperti pembatasan kapal pesiar di Cannes dan regulasi ketat di Paris telah mendapat pujian dari komunitas internasional. Namun, bukan berarti Prancis bebas tantangan. Kebijakan pembatasan berpotensi memicu penolakan dari pelaku industri pariwisata yang merasa pendapatannya tertekan. Di sisi lain, destinasi alternatif memerlukan waktu dan infrastruktur memadai untuk menerima lonjakan wisatawan baru.

Baca juga : Kekuatan Militer Prancis dan Tantangan Masa Depan Eropa

Namun sejauh ini, strategi Prancis tangkal overtourism terbukti berhasil menjaga keseimbangan antara sektor pariwisata dan kehidupan warga lokal. Pendekatan yang terukur, terencana, dan komunikatif menunjukkan bahwa pariwisata tidak harus menjadi ancaman bagi kota-kota ikonik. Justru dengan pengelolaan yang tepat, wisata bisa menjadi motor penggerak ekonomi tanpa mengorbankan kenyamanan warga yang menjadi tuan rumahnya.

Dengan perencanaan yang terus diperbarui dan pendekatan yang menempatkan masyarakat sebagai mitra utama, Prancis menunjukkan kepada dunia bahwa ledakan wisatawan bukanlah masalah jika ditangani dengan cerdas. Sebuah pelajaran penting bagi negara lain yang kini menghadapi dilema serupa.