
Wilayah utara kota Marseille di Prancis dikejutkan oleh Fenomena langka kebakaran hutan hebat yang terjadi sejak Selasa, 8 Juli 2025. Api yang melahap lahan luas ini sempat memaksa pihak berwenang untuk menutup sementara Bandara Marseille Provence, memutus akses transportasi udara ke kota terbesar kedua di Prancis tersebut.
Kebakaran terjadi di sekitar daerah Les Pennes-Mirabeau, hanya sekitar belasan kilometer dari pusat kota Marseille. Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 70 kilometer per jam memperburuk kondisi, membuat api cepat merambat ke area hutan dan lahan kering. Menjelang malam, kobaran api bahkan mendekati wilayah perumahan dan fasilitas publik strategis, sehingga memicu kepanikan warga serta aksi evakuasi mendadak.
Petugas pemadam kebakaran bekerja tanpa henti sejak kebakaran pertama terdeteksi. Lebih dari seribu personel dikerahkan, dilengkapi helikopter water bombing dan pesawat pemadam khusus. Pada puncak kebakaran, kepulan asap pekat terlihat membumbung tinggi ke udara, menutupi sebagian langit Marseille. Bau asap terasa hingga ke wilayah pusat kota, menimbulkan kekhawatiran warga.
Table of Contents
Penutupan Bandara dan Dampak Evakuasi
Salah satu dampak terbesar dari kebakaran ini adalah ditutupnya Bandara Marseille Provence. Penutupan dilakukan karena jarak api yang terlalu dekat dengan perimeter bandara, selain demi keselamatan penerbangan akibat asap tebal yang menurunkan jarak pandang. Bandara akhirnya dibuka kembali pada Rabu pagi setelah pihak pemadam menyatakan area di sekitar runway cukup aman. Namun meskipun dibuka, banyak penerbangan masih mengalami penundaan atau pembatalan, mengganggu jadwal perjalanan, terutama di musim liburan musim panas ini.
Selain bandara, beberapa jalur tol utama, jalur kereta api, hingga terowongan penghubung sempat ditutup sementara. Kendaraan darurat dan pemadam kebakaran memerlukan jalur bebas hambatan untuk menjangkau titik-titik kebakaran yang tersebar di berbagai sektor. Akibatnya, arus lalu lintas di sekitar Marseille macet parah sepanjang Selasa dan Rabu.
Proses evakuasi menjadi prioritas petugas. Lebih dari 400 warga dievakuasi dari rumah mereka, termasuk penghuni panti jompo dan fasilitas sosial lainnya. Sejumlah rumah dan bangunan dilaporkan hangus terbakar, dengan total lahan yang terdampak kebakaran diperkirakan mencapai 720 hingga lebih dari 1.700 hektare, bergantung pada laporan lembaga yang berbeda. Data sementara mencatat sekitar 110 orang mengalami luka ringan, sebagian besar akibat paparan asap tebal, termasuk sembilan petugas pemadam kebakaran yang terluka selama proses pemadaman.
Tantangan Iklim dan Ancaman Kebakaran Ulang
Pemerintah setempat mengaitkan kebakaran hebat ini dengan kondisi iklim ekstrem yang makin sering melanda wilayah Mediterania. Cuaca panas berkepanjangan, kelembapan udara rendah, serta vegetasi kering menjadi kombinasi sempurna yang membuat kebakaran hutan lebih mudah terjadi dan sulit dikendalikan.
Pejabat kota Marseille menggambarkan kebakaran ini seperti menghadapi “perang gerilya” melawan api yang bergerak cepat. Kendati api sudah dinyatakan mulai mereda, petugas tetap berjaga karena bara yang tersisa di batang pohon atau semak kering berpotensi memicu kebakaran baru. Peringatan pun dikeluarkan agar masyarakat tidak mendekati area bekas kebakaran, mengingat suhu tanah masih sangat panas dan kondisi di beberapa titik belum sepenuhnya aman.
Upaya mitigasi kini menjadi perhatian serius. Pemerintah Prancis berjanji akan memperkuat armada pemadam kebakaran, baik dengan penambahan pesawat pemadam khusus maupun teknologi deteksi dini, seperti drone pemantau kebakaran. Langkah ini dinilai penting, mengingat kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir tidak hanya terjadi lebih sering, tetapi juga lebih awal di musim panas. Tahun ini, kebakaran besar muncul jauh sebelum puncak musim kering, menjadi sinyal betapa perubahan iklim telah mengubah pola kebakaran di kawasan Mediterania.
Baca Juga : Gerhana Matahari Parsial 29 Maret 2025: Fenomena Langka yang Bisa Disaksikan di Prancis
Secara ekonomi, kebakaran ini meninggalkan dampak signifikan. Penutupan bandara menyebabkan kerugian pada sektor pariwisata dan logistik. Marseille dikenal sebagai pintu gerbang penting bagi wisatawan yang berkunjung ke wilayah selatan Prancis. Ditambah lagi, kerusakan lahan hijau dan ekosistem akan memerlukan waktu panjang dan biaya tinggi untuk pemulihan.
Masyarakat yang terdampak kini mulai kembali ke rumah mereka setelah zona evakuasi sebagian besar dicabut. Namun, banyak warga mendapati rumah atau kebun mereka dalam kondisi rusak, bahkan hangus total. Pemerintah daerah sudah menyiapkan skema bantuan untuk mendukung korban kebakaran, termasuk relokasi sementara dan bantuan keuangan untuk perbaikan rumah.
Kebakaran di sekitar Marseille kali ini menjadi pengingat bahwa risiko kebakaran hutan di Prancis, khususnya wilayah selatan, semakin meningkat seiring perubahan pola cuaca global. Meski api telah mulai dikuasai, tantangan ke depan adalah mencegah kebakaran serupa agar tak terus berulang dengan skala yang makin menghancurkan.