
Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menyerukan intervensi internasional untuk mengatasi krisis berkepanjangan di Gaza. Dalam konferensi pers terbarunya, Macron menegaskan bahwa rencana Israel untuk menguasai Gaza City bukanlah solusi, melainkan langkah yang berpotensi menciptakan konflik tanpa akhir. Ia menilai bahwa hanya dengan pembentukan stabilisation mission Gaza di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) situasi dapat diredam dan jalur perdamaian dapat dibuka kembali.
Menurut Macron, stabilisation mission Gaza harus bersifat menyeluruh. Bukan sekadar operasi keamanan, tetapi juga mencakup bantuan kemanusiaan, dukungan untuk membangun kembali infrastruktur, serta fasilitasi dialog politik antara pihak-pihak yang bertikai. Prancis, kata Macron, siap mengambil peran aktif dalam memimpin upaya diplomatik ini, sekaligus menggalang dukungan dari negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB.
Macron juga memperingatkan bahwa tanpa langkah kolektif internasional, rencana Israel akan memicu ketidakstabilan yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Ia mengingatkan bahwa sejarah menunjukkan setiap eskalasi di Gaza selalu berdampak lintas batas, baik secara politik, ekonomi, maupun kemanusiaan. Karena itu, stabilisation mission Gaza dipandang sebagai langkah strategis untuk mencegah konflik skala besar.
Table of Contents
Rencana Israel Picu Kekhawatiran Global
Rencana Israel yang disebut-sebut bertujuan “mengamankan Gaza City” menuai kritik dari berbagai negara dan organisasi internasional. Banyak pihak khawatir langkah ini akan mengakibatkan penderitaan lebih besar bagi warga sipil yang sudah lama terjebak dalam situasi genting. Macron menilai bahwa intervensi sepihak seperti ini hanya akan memperpanjang siklus kekerasan, kecuali jika ada stabilisation mission Gaza yang mengawasi dan menengahi proses di lapangan.
Pernyataan Macron tersebut mendapat dukungan dari beberapa pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Kanada dan Kanselir Jerman. Mereka sepakat bahwa solusi militer murni tidak akan membawa perdamaian, melainkan memperburuk krisis. PBB pun menyuarakan keprihatinan serupa, menyerukan agar semua pihak menghormati hukum internasional dan hak asasi manusia.
Sejumlah analis geopolitik juga mengingatkan bahwa konflik berkepanjangan di Gaza akan mempengaruhi stabilitas kawasan lebih luas, termasuk jalur perdagangan internasional dan harga energi global. Dalam pandangan mereka, kehadiran stabilisation mission Gaza dengan mandat kuat dari PBB dapat menjadi jembatan menuju gencatan senjata yang lebih tahan lama, sekaligus menciptakan ruang aman bagi negosiasi politik.
Dukungan Diplomatik dan Tantangan Pelaksanaan
Usulan Macron mengenai stabilisation mission Gaza bukan tanpa tantangan. Meskipun beberapa negara seperti Australia, Spanyol, dan Jepang menyatakan dukungan, ada pula negara yang skeptis, termasuk anggota tetap Dewan Keamanan yang memiliki hak veto. Amerika Serikat, misalnya, masih mempertimbangkan implikasi strategis dari misi ini terhadap hubungannya dengan Israel.
Meski begitu, Macron tetap optimistis. Ia berencana melakukan tur diplomatik ke beberapa negara berpengaruh untuk menggalang dukungan lebih luas. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa stabilisation mission Gaza harus didukung pendanaan yang memadai, tenaga ahli berpengalaman, dan komitmen politik jangka panjang. Tanpa itu, misi ini berisiko hanya menjadi simbol tanpa kekuatan nyata di lapangan.
Dari sisi teknis, pembentukan misi stabilisasi memerlukan koordinasi lintas lembaga internasional. Mulai dari PBB, Uni Eropa, hingga organisasi kemanusiaan independen. Macron menyarankan pembentukan badan koordinasi khusus agar stabilisation mission Gaza dapat bergerak cepat dan efektif dalam merespons perubahan situasi.
Bagi Macron, stabilisation mission Gaza hanyalah langkah awal dari proses panjang menuju perdamaian berkelanjutan. Ia menekankan bahwa misi ini harus fokus pada tiga prioritas utama: perlindungan warga sipil, pembangunan kembali infrastruktur penting seperti rumah sakit dan sekolah, serta penciptaan kerangka kerja politik yang inklusif bagi semua pihak di Gaza.
Baca juga : Perancis Dorong Uni Eropa Tekan Israel Soal Palestina
Prancis sendiri telah menyiapkan paket bantuan kemanusiaan senilai jutaan euro yang akan disalurkan segera jika misi ini disetujui. Bantuan tersebut meliputi pasokan medis, peralatan pemulihan pasca-konflik, dan dukungan bagi lembaga pendidikan. Macron menilai bahwa bantuan ini akan lebih efektif bila terintegrasi dalam operasi stabilisation mission Gaza.
Meski masih banyak rintangan, optimisme tetap ada. Keberhasilan misi ini dapat menjadi preseden positif untuk penanganan krisis kemanusiaan lainnya di dunia. Macron pun mengajak semua negara untuk menempatkan nilai kemanusiaan di atas kepentingan politik jangka pendek. “Masa depan Gaza ada di tangan kita bersama,” ujarnya.