
Paris, 20 Juni 2025 â Prancis kerahkan 4.000 petugas di stasiun & terminal tangani imigrasi ilegal. Ratusan ditangkap, puluhan dideportasi. Pendekatan tegas menuai pro-kontra. Pemerintah Prancis mengerahkan lebih dari 4.000 personel keamanan, termasuk polisi, militer, gendarmerie, dan otoritas imigrasi dalam operasi skala nasional selama dua hari. Langkah ini merupakan respons terhadap meningkatnya jumlah imigran tanpa dokumen yang masuk ke negara tersebut melalui moda transportasi umum seperti kereta api dan bus internasional.
Operasi yang berlangsung pada 18â19 Juni 2025 ini dilakukan di berbagai titik strategis, termasuk stasiun-stasiun utama seperti Gare du Nord Paris, terminal bus internasional, dan pintu masuk lintas batas, dengan tujuan utama memeriksa legalitas dokumen para penumpang yang dicurigai sebagai migran ilegal.
Table of Contents
Tujuan Operasi: Zero Tolerance untuk Imigrasi Ilegal
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa operasi ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk menjalankan kebijakan âzero toleranceâ terhadap imigrasi ilegal. Pemerintah menilai perlu adanya penertiban menyeluruh di titik-titik masuk utama ke wilayah Prancis daratan, guna mencegah penyusupan migran yang tidak terdaftar.
Menteri Dalam Negeri Prancis, GĂ©rald Darmanin, menyatakan bahwa kehadiran ribuan aparat di lapangan bertujuan untuk âmenegakkan aturan hukum sekaligus menjamin rasa aman bagi warga negara Prancis.â
Hasil Awal Operasi: Ratusan Ditangkap, Puluhan Dideportasi
Meski operasi belum sepenuhnya selesai, data sementara menunjukkan hasil yang signifikan:
- Lebih dari 759 orang tanpa dokumen resmi berhasil diamankan.
- Sekitar 245 orang menerima perintah deportasi langsung.
- 34 individu dipindahkan ke pusat penahanan imigrasi.
- Terdapat 72 kasus readmission (pemulangan sukarela) yang diproses.
Selain itu, aparat melakukan pemeriksaan terhadap lebih dari 900 unit kendaraan umum termasuk bus dan kereta yang melintasi wilayah perbatasan.
Pelibatan Militer melalui Operasi Sentinelle
Menariknya, personel militer juga dilibatkan dalam operasi ini melalui kerangka Operasi Sentinelle, yaitu program keamanan nasional yang awalnya ditujukan untuk mencegah ancaman terorisme. Dengan masuknya imigrasi ilegal dalam ruang lingkup Operasi Sentinelle, terlihat bahwa pemerintah Prancis kini memandang isu ini sebagai bagian dari agenda keamanan nasional.
Reaksi Masyarakat dan Aktivis HAM
Langkah keras pemerintah Prancis menuai reaksi beragam. Di satu sisi, sebagian besar masyarakat mendukung tindakan ini sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas dan keamanan sosial. Namun, di sisi lain, organisasi HAM dan kelompok advokasi pengungsi mengkritik pendekatan ini sebagai berlebihan dan tidak manusiawi.
Beberapa kelompok mengklaim bahwa operasi semacam ini berpotensi diskriminatif, terutama karena pemeriksaan dilakukan berdasarkan tampilan fisik dan aksen bahasa, yang dinilai rawan pelanggaran hak asasi.
Konteks Internasional: Bagian dari Krisis Migrasi Eropa
Situasi ini terjadi di tengah krisis migrasi yang lebih luas di kawasan Eropa, di mana banyak negara sedang menghadapi tantangan serupa terkait arus pengungsi dari Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Selatan. Beberapa di antaranya merupakan pencari suaka akibat konflik bersenjata, kelaparan, atau perubahan iklim.
Uni Eropa saat ini tengah mengkaji kembali kebijakan migrasinya, termasuk sistem distribusi pengungsi, dan peran negara-negara anggota dalam menangani beban migrasi bersama.
Kebijakan Ke Depan: Arah Baru Imigrasi ?
Operasi masif ini bukanlah tindakan insidental. Pemerintah berencana memperkuat kontrol di pelabuhan, bandara, dan terminal lintas negara lainnya. Selain itu, akan ada revisi terhadap sistem penerbitan visa dan proses suaka, serta peningkatan kerja sama bilateral dengan negara asal dan transit migran untuk mempercepat proses deportasi.
Langkah ini menegaskan bahwa Prancis tidak hanya menindak di level operasional, tapi juga ingin mengubah lanskap kebijakan migrasi secara struktural.
Tips Bagi Pendatang Sah dan Wisatawan
Agar tidak terkena dampak dari pengetatan ini, berikut beberapa tips untuk pendatang sah dan wisatawan asing:
- Pastikan semua dokumen perjalanan valid, termasuk visa dan paspor.
- Hindari membawa barang bawaan mencurigakan yang dapat memperlambat pemeriksaan.
- Gunakan jalur resmi dan hindari agen ilegal saat masuk ke wilayah Prancis.
- Ikuti informasi dan kebijakan dari konsulat atau kedutaan asal.
Kesimpulan
Operasi penertiban besar-besaran yang dilakukan pemerintah pada Juni 2025 ini menandai fase baru dalam penegakan hukum imigrasi. Dengan pengerahan lebih dari 4.000 aparat dan hasil tangkapan yang signifikan, pemerintah berkomitmen menegakkan aturan, bahkan jika harus menghadapi kritik dari kelompok-kelompok hak asasi.
Dalam konteks yang lebih luas, ini menunjukkan bagaimana isu migrasi kini tidak hanya dipandang dari sudut pandang kemanusiaan, tetapi juga sebagai bagian dari kebijakan keamanan nasional.
Prancis Diterjang Gelombang Panas Pertama Tahun 2025