Laporan terbaru Financial Times menempatkan Prancis sebagai negara paling dominan dalam daftar Financial Times MiM 2025. Sebanyak 25 program Master in Management (MiM) asal Prancis berhasil masuk ke 100 besar dunia. Capaian ini bukan hanya menunjukkan kekuatan akademik, tetapi juga mencerminkan konsistensi lembaga pendidikan tinggi Prancis dalam menyiapkan lulusan yang kompetitif di kancah global.

Empat sekolah bisnis asal Prancis sukses masuk ke jajaran 10 besar: HEC Paris di peringkat kedua, INSEAD di posisi ketiga, ESCP pada urutan ketujuh, serta ESSEC yang mengamankan posisi kesepuluh. Pencapaian ini mempertegas reputasi Prancis sebagai pusat pendidikan manajemen kelas dunia yang berpengaruh, mengungguli negara lain seperti Inggris, Jerman, dan India.

Keberhasilan tersebut sekaligus menandai tren positif dalam hal kualitas pengajaran, koneksi industri, serta peluang karier lulusan. Program MiM Prancis dinilai unggul dalam menghasilkan alumni dengan kenaikan gaji signifikan dan jalur karier internasional. Tidak mengherankan jika Financial Times MiM 2025 menjadi barometer penting bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi manajemen di Eropa.

Metodologi ranking dan keunggulan Prancis

Pemeringkatan Financial Times MiM 2025 disusun berdasarkan survei kepada sekolah bisnis dan alumni yang lulus pada tahun 2022. Indikator penilaian meliputi gaji rata-rata tiga tahun setelah lulus, kenaikan gaji dibandingkan sebelum kuliah, mobilitas internasional, rasio dosen perempuan, rasio mahasiswa internasional, hingga kualitas penelitian akademik. Dari kriteria tersebut, sekolah-sekolah bisnis Prancis unggul pada aspek keragaman, jaringan global, serta dukungan karier bagi mahasiswa.

HEC Paris menempati posisi kedua dunia berkat reputasi akademik dan jaringan alumninya yang luas di sektor keuangan dan konsultasi. INSEAD, yang dikenal dengan basis kampus global, berada di peringkat ketiga karena daya tarik internasional dan kualitas programnya. ESCP, salah satu sekolah tertua di Eropa, berhasil masuk posisi ketujuh dengan kekuatan multikampus di berbagai kota besar Eropa. Sementara itu, ESSEC Business School menutup 10 besar dengan kombinasi riset unggul dan peluang magang global.

Dominasi Prancis tidak berhenti di Top 10. Sekolah lain seperti EDHEC, emlyon, SKEMA, dan Grenoble Ecole de Management juga meraih posisi menonjol di 50 besar. Jumlah partisipasi yang begitu banyak menjadikan Prancis sebagai negara dengan kontribusi terbanyak dalam daftar, menegaskan posisinya sebagai destinasi utama pendidikan manajemen. Dengan pencapaian tersebut, Financial Times MiM 2025 menempatkan Prancis sebagai pusat pendidikan yang terus berinovasi di tengah persaingan global.

mplikasi global dan daya tarik mahasiswa

Kuatnya dominasi Prancis dalam Financial Times MiM 2025 membawa dampak signifikan terhadap arus mahasiswa internasional. Sekolah-sekolah bisnis di Paris, Lyon, Lille, dan kota lainnya kini semakin dilirik oleh calon mahasiswa dari Asia, Timur Tengah, hingga Amerika Latin. Faktor utama penarik adalah kualitas pendidikan yang terjamin, peluang magang global, serta keterhubungan erat dengan perusahaan multinasional.

Selain itu, keberhasilan ini menempatkan Prancis dalam posisi kompetitif melawan tradisi panjang pendidikan bisnis Inggris. Di saat sejumlah sekolah di Inggris menghadapi tantangan biaya tinggi dan ketidakpastian pasca-Brexit, Prancis tampil sebagai alternatif kuat dengan biaya kuliah yang relatif lebih terjangkau serta dukungan pemerintah terhadap mahasiswa internasional.

Bagi perusahaan global, ranking ini menjadi sinyal bahwa talenta dari Prancis memiliki kualitas yang siap bersaing di level dunia. Banyak perekrut dari sektor keuangan, teknologi, hingga konsultan strategi kini aktif menjalin kemitraan dengan sekolah bisnis Prancis. Hal ini membuka pintu bagi lulusan untuk berkarier di berbagai benua.

Di tengah dinamika pasar tenaga kerja global, posisi kuat dalam Financial Times MiM 2025 memberikan keuntungan strategis bagi Prancis. Selain meningkatkan reputasi pendidikan, hal ini juga mendukung diplomasi budaya dan ekonomi negara tersebut. Dengan tren ini, Prancis tampaknya akan terus menjadi magnet utama bagi mahasiswa ambisius yang mengejar karier internasional di bidang manajemen.

Meski dominasi Prancis di Financial Times MiM 2025 terlihat meyakinkan, sejumlah tantangan tetap perlu diantisipasi. Pertama, persaingan dengan negara lain semakin ketat. Jerman, Belanda, dan negara-negara Asia mulai memperkuat kualitas pendidikan manajemen mereka dengan investasi besar pada fakultas, fasilitas, dan program riset. Agar tetap relevan, sekolah bisnis Prancis harus terus berinovasi, memperluas kemitraan global, dan meningkatkan integrasi teknologi dalam kurikulum.

Kedua, kebutuhan pasar kerja global berubah cepat akibat disrupsi digital, keberlanjutan, dan tren kecerdasan buatan. Sekolah bisnis di Prancis dituntut tidak hanya melatih manajer andal, tetapi juga pemimpin yang memahami teknologi baru, etika bisnis, dan keberlanjutan lingkungan. Integrasi topik seperti ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam kurikulum menjadi penting untuk mempertahankan relevansi.

Ketiga, meski biaya kuliah di Prancis relatif kompetitif, tantangan logistik seperti perizinan visa, akomodasi, dan biaya hidup tetap menjadi faktor penentu bagi mahasiswa internasional. Pemerintah Prancis bersama lembaga pendidikan harus memperkuat dukungan layanan mahasiswa untuk menjaga daya tarik global mereka.

Baca juga : Ribuan turun jalan, aksi protes Australia meluas di kota

Namun, peluang jangka panjang tetap terbuka lebar. Dengan jumlah program terbanyak dalam Financial Times MiM 2025, Prancis berpotensi memperkuat statusnya sebagai hub pendidikan manajemen di Eropa bahkan dunia. Jika mampu mempertahankan konsistensi akademik, memperluas kolaborasi industri, dan memperbarui kurikulum sesuai kebutuhan zaman, Prancis bisa mempertahankan posisi dominan dalam satu dekade ke depan.

Lebih jauh, keberhasilan ini juga mendukung strategi nasional Prancis dalam menarik talenta global yang dapat berkontribusi pada ekonomi domestik. Mahasiswa internasional yang lulus seringkali menetap atau menjalin relasi bisnis dengan perusahaan Prancis, sehingga dampaknya melampaui dunia pendidikan. Dengan demikian, prestasi di Financial Times MiM 2025 bukan sekadar kemenangan akademis, tetapi juga bagian dari strategi besar membangun daya saing global Prancis di era modern.